Penyelenggaraan Jenazah, Khilafiyah Menuju Kaifiyah
Bukittinggi–Inmas. Penyuluh merupakan ujung tombak dalam menyampaikan informasi keagamaan kepada masyarakat. Dengan adanya penyuluh agama, diharapkan akan lebih meningkatkan pemahaman dan volume pengamalan ajaran agama bagi masyarakat. Meski banyak bidang serta informasi keagamaan yang telah disampaikan, tentunya harus ada pengulangan kembali. Inilah peranan penyuluh agama yang memiliki andil besar untuk mengulang kembali penyampaian untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
Kematian adalah kepastian. Setiap waktu kita dihadapkan kepada peristiwa ini. Maka, kewajiban bagi Muslim untuk menyelenggarakan jenazah keluarga atapun saudara muslim lainnya.
Menghadapi situasi seperti ini, Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kementerian Agama Kota Bukittinggi hari ini menggelar simulasi penyelenggaraan jenazah di Aula Kantor setempat. Senin (21/10).
Tidak dipungkiri adanya perbedaan-perbedaan sudut pandang yang terjadi ditengah masyarakat. Memang hukumnya fardhu kifayah, tapi dalam pelaksanaannya terdapat celah-celah khilafiyah. Sebab itu, Pokjaluh Kemenag Kota Bukittinggi dibawah pimpinan Rusman Edi melakukan persamaan persepsi dari berbagai perbedaan yang ada dalam penyelenggaraan jenazah.
“Untuk menyamakan persepsi dalam teknis penyelenggaraan jenazah ini, minimal kita ambil satu garis standar yang sama dalam pelaksanaannya,” terang Rusman Edi.
Hal ini adalah suatu upaya untuk menyegarkan kembali pemahaman dan kemampuan penyuluh agama. Sambia maulang-ulang kaji. Lanca kaji dek baulang, pasa jalan dek baturuik,” imbuhnya.
Selain dari meningkatkan kemampuan penyuluh agama, yang tak kalah penting tujuan dari kegiatan ini adalah kesamaan persepsi dalam penyelenggaraan jenazah.
Output kegiatan ini adalah lahirnya suatu produk terstandar dari Pokjaluh Kemenag Kota Bukittinggi dalam kaifiyah penyelenggaraan jenazah dan menjadi acuan dalam pembelajaran dan penyuluhan,” pungkas Rusman Edi. (Andreas)