Perbedaan Waktu Shalat Idul Adha 1443 H Di Bukittinggi Tidak Menghilangkan Kekhidmatan Pelaksanaannya

Bukittinggi, Humas–PHBI Kota Bukittinggi gelar Shalat Idul Adha 1443 H, di Lapangan Wirabraja, Minggu (10/07). Shalat Idul Adha 1443 H yang di selenggarakan PHBI Kota Bukittinggi ini di ikuti Kakan Kemenag Kota Bukittinggi, H. Eri Iswandi bersama Walikota, H. Erman Safar, Wakil Walikota, H. Marfendi, Ketua DPRD, Beni Yusrial, Sekdako, H. Martias Wanto, Unsur Forkopimda dan Kepala OPD. Cukup banyak umat muslim Kota Bukittinggi yang merayakan Idul Adha pada hari yang sama.

Ketua PHBI Bukittinggi, H. Zulfikar, menjelaskan, pada Idul Adha 1443 H ini, bertindak sebagai khatib Prof. DR.H.Asasriwarni.M.H, Guru besar Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol Padang. Sedangkan shalat Id, akan dipimpin Rusman Edi. S.Ag.M.Pd, Penyuluh Agama Islam Fungsional Nasional, Kemenag Bukittinggi.

Wali Kota Bukittinggi, H. Erman Safar, menyampaikan, pemerintah Indonesia telah menetapkan 1 Zulhijjah 1443 pada 1 Juli 2022. Sehingga 10 Zulhijjah 1443 H, jatuh pada tanggal 10 Juli 2022. Namun demikian, sebagian umat Islam merayakan Idul Adha pada Sabtu (09/07) kemaren.

“Perbedaan ini juga pernah terjadi tahun 1975 lalu. Namun demikian, perbedaan ini sebagaimana diajarkan Buya Hamka, untuk tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan Umat Islam,” ungkap Erman Safar.

Wako juga menyampaikan, sejak pandemi, warga Bukittinggi yang masuk data miskin, berjumlah 6980 jiwa. Ini menjadi tantangan untuk diturunkan di masa yang akan datang.

“Berbagai program pemko telah dijalankan untuk menurunkan angka kemiskinan. Diantaranya, Tabungan Utsman, memastikan warga yang masuk DTSK dijamin asuransi kesehatannya. Bidang pendidikan, juga telah dibebaskan iuran komite pelajar SMA se derajat. Untuk perbaikan aqidah akhlaq generasi muda, juga telah disusun program satu kelurahan satu pondok tahfiz, penambahan muatan lokal, BAM, Fiqih, Sejarah islam, Aqidah Akhlaq dan Bahasa Arab,” jelasnya.

Wali Kota Bukittinggi, atas nama pemerintah kota, mengucapkan, selamat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah. “Mohon maaf lahir dan batin,” pungkasnya.

Khatib Idul Adha, Prof. DR.H.Asasriwarni, dalam tausiyahnya, menyampaikan, Ibadah haji dan kurban selalu mengingatkan umat kepada peristiwa-peristiwa tertentu yang pernah dialami Nabi Ibrahim dan keluarga, Siti Hajar dan Nabi Ismail. Sebagai ‘Bapak’ dari agama-agama monotheisme, Nabi Ibrahim dan keluarga beliau telah menunjukkan tauladan yang terbaik bagi umat manusia.

“Keta’atan Nabi Ibrahim  kepada Allah dengan bersedia menyemblih anaknya, sungguh merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Ini patut menjadi tauladan bagi umat dalam mencapai derjat taqwa,” pungkasnya.

Disisi lain Kakan Kemenag Kota Bukittinggi, H. Eri Iswandi menyampaikan rasa syukur atas terlaksana shalat Idul Adha 1443 H dengan Khidmat di Kota Bukittinggi walaupun adanya perbedaan penetapan Idul adhan1443 H.

“Alhamdulillah pelaksanaan shalat Idul Adha 1443 H yang dilaksanakan PHBI Kota Bukittinggi berjalan penuh Khidmat dan lancar. Kita berharap adanya perbedaan penetapan pelaksanaan Idul Adha tahun ini dharapkan tidak mengurangi semaraknya perayaan Idul Adha di tengah-tengah masyarakat. Dengan adanya perbedaan penetapan Idul Adha, merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Jangan sampai perbedaan tersebut menjadikan umat Islam terpecah-belah,” harapnya.

Terakhir Kakan Kemenag ini mengucapkan selamat hari raya Idul Adha 1443 H. “Sesuai tema yang di usung semangat gontong royong perkuat sendi kebhinekaan. Mari kita belajar terkait keikhlasan dari seorang Ibrahim di kala mengorbankan anaknya dan dari Ismail yang ikhlas serta menerima segala kehendak Allah SWT. Jadikanlah Idul Adha tahun ini sebagai waktu untuk kita saling belajar mengikhlaskan,” katanya lagi. (Syafrial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *