Ka. Kankemenag Berikan Materi Sekaligus Arahan Pada Pelatihan Guru Didikan Subuh se-Kota Bukittinggi

Bukittinggi, Inmas–Lembaga Didikan Subuh (LDS) Kota Bukittinggi mengadakan pelatihan dan pembinaan terhadap guru – guru didikan subuh se Kota Bukittinggi mengangkat tema “Dengan Pembinaan dan Pelatihan Didikan Subuh Kita Wujudkan Guru – Guru Pendidikan Subuh yang Profesional” . Kegiatan tersebut dilaksanakan tanggal 25 dan 26 Juli 2020 bertempat di aula Kantor MUI Bukittinggi.


Kakan Kemenag diwakili Kasubag Tata Usaha, Zulfikar dalam pembukaan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Walikota Bukittinggi yang begitu besar perhatiannya kepada bidang keagamaan. Dengan adanya dana hibah maka LDS dapat melaksanakan program kerjanya.

“Kita mengucapkan terima kasih kepada Bapak Walikota yang begitu besar perhatiannya kepada bidang keagamaan dengan pemberian dana hibah yang dialokasikan kepada 74 didikan subuh ini, maka Lembaga Didikan Subuh dapat melaksanakan program – programnya. Kita berharap lembaga ini berkontribusi aktif dalam menyiapkan generasi yang qurani dan generasi yang Islami, dan dengan pembinaan ini agar lebih bisa menyamakan persepsi yang mungkin dari segi pelaksanaannya masih beragam coraknya, dan juga sebagai modal menghadapi lomba didikan subuh ditingkat provinsi nantinya ketika suasana sudah normal kembali,” katanya.


Selanjutnya H. Zulfikar juga mengingatkan. “Saat ini pandemi covid belum lagi usai. Untuk itu jangan mengabaikan protokol kesehatan, tetaplah memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak,” ungkapnya.
Sementara itu Walikota Bukittinggi H. Ramlan Nurmatias dalam membuka kegiatan tersebut mengatakan. “Bila dibandingkan dengan jumlah masjid dan mushalla yang ada dengan jumlah didikan subuh yang hanya 74 berarti tidak seimbang, masih banyak yang tidak aktif tentunya. Untuk itu, ini perlu kajian. Begitupun guna peningkatan kualitas didikan subuh sendiri perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, apakah ada yang kurang pada guru dalam penyampaian materi kepada anak ataukah anak sendiri yang tidak bisa menerima materi dari guru dan apa sebabnya, perlu dilakukan penelitian karena pendidikan informal ini sangat penting dan akan menentukan masa depan anak,” ungkap Ramlan.


Dikatakan, sebagai bentuk kepedulian dan keseriusan pemerintah sejak tahun 2017 hingga tahun 2020 telah menganggarkan Rp 20 milyar lebih untuk diibahkan pada pembangunan masjid dan mushalla dan lebih dari Rp 12 milyar untuk non fisik dan setiap pembangunan sekolah diharuskan ada mushalla yang representative begitupun kepada anak – anak yang berada di kelas enam wajib bisa sebagai imam minimal untuk teman – temannya sendiri.


Pada hari kedua Ka. Kankemenag Kota Bukittinggi H. Kasmir sesuai jadwal menjadi narasumber sekaligus menyampaikan arahan kepada Guru Didikan Subuh Se-Kota Bukittinggi agar menjadi Profesional. (Syafrial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *