Jamaah Haji Kota Bukittinggi Siap Berangkat, Kakanwil Berikan 3 Pesan Penting

Bukittinggi, Humas–Sebanyak 316 jamaah calon haji Se-Kota Bukittinggi kembali mengikuti bimbingan manasik haji gabungan tahap II. Bertempat di Aula Rumah Dinas Walikota Bukittinggi.
Jumat 26 April 2024.

Kepala Kantor Kemenag Kota Bukittinggi, H. Eri Iswandi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Jamaah haji Kota Bukittinggi secara administrasi dan persiapan sudah tuntas. Kakan Kemenag mengapresiasi kehadiran Kakanwil dan berharap jamaah memmperoleh bimbingan dan arahan dari Kakanwil terkait penyelenggaraan dan kebijakan ibadah haji tahun 1445 H/ 2024 M.

Disampaikan oleh Kakan Kemenag, Calon Jamaah haji Bukittinggi yang akan diberangkatkan nanti tergabung dalam Kloter 11 gelombang kedua, dengan total jemaah 316 orang.

“Administrasi sudah selesai. Termasuk foto dan visa serta hal terkait lainnya sudah tidak ada lagi yang kurang. Saat ini kami hanya menunggu jadwal keberangkatan sasa,” terangnya

“Untuk itu, terimakasih kepada panitia yang hingga saat ini telah berkontribusi besar melaksanakan bimbingan manasik haji di setiap kecamatan, yang akan berakhir pada hari Minggu tanggal 28 April 2024 ini. Semoga jemaah kita senantiasa diberi kesehatan hingga hari keberangkatan dan sampai kembali ke tanah air,” ulas H. Eri Iswandi.

Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat, H. Mahyudin menyebutkan, sebagai bentuk tanggung jawab dan demi terwujudnya penyelenggaraan ibadah haji yang aman dan lancar, Kemenag memberikan pembekalan melalui bimbingan kepada para jamaah sebelum ke tanah suci. Manasik haji tersebut untuk membekali calon jamaah haji terkait pemahaman, tata cara pelaksanaan ibadah secara mandiri ketika di tanah suci.

Kakanwil meminta jamaah untuk meluruskan dan memperbaiki niat dalam penyelenggaraan ibadah haji. Ada tiga pesan utama yang ditekankan Kakanwil kepada jamaah Kota Bukittinggi.

Pertama, niat yang Ikhlas. Bekal pertama yang harus dimiliki calon jamaah haji adalah niat yang ikhlas dalam menjalankan ibadah di tanah Suci ini. Tiada lagi niat dan harapan lain yang digantungkan saat berhaji semata-mata memenuhi undangan Allah SWT dan mendapat haji mabrur. Kedua, manasik Haji. Berhaji di Makkah memiliki dua faktor utama. Haji merupakan ibadah mahdhah yang terikat dengan aturan baku baik dari segi pembiayaan yang tidak sedikit maupun dalam hal teknis pelaksanaan. Itulah mengapa sebelum berangkat para calon jemaah diberi bekal pengetahuan yang disebut manasik haji.

H. Mahyudin menjelaskan, mengingat biaya yang tidak sedikit dengan antrian yang cukup panjang jamaah harus memanfaatkan bimbingan manasik sebagai jalan kemudahan menjalankan ibadah haji di baitullah.

“Karena bapak dan ibu sudah mengeluarkan uang banyak. Tahun 2012 menyetor sebanyak 25 juta. 500 ribu tinggal di bank. Hari ini bapak ibu dipanggil, lalu keluar istita’ah. Karena kalau tidak istitha’ah tidak bisa melunasi. Tidak bisa melunasi tentunya tidak bisa berangkat naik haji, artinya tidak bisa mendapatkan haji mabrur,” terangnya.

Ketika ditetapkan istitha’ah, lanjutnya jemaah diminta melakukan pelunasan senilai 25 juta. Artinya totalnya biaya yang harus dikeluarkan menjadi 50 juta. Sementara tahun ini satu orang jemaah ditetapkan mengeluarkan 96 juta. “Sementara jemaah hanya membayar 50 juta. Dengan rinciannya 25 juta dulu ditambah 25 juta sekarang. Masih ada kekurangan sebanyak 46 juta. Dana yang sudah di tabungkan oleh BPKH diinvestasikan dan hampir terkumpul 170 T. Itulah yang diinvestasikan kembali ke jemaah lagi, sehingga bisa untuk memenuhi kekurangan biaya haji 96 juta. Berarti 46 juta total, ditanggung dari investasi biaya haji itu,” rincinya.

Itulah mengapa jamaah membutuhkan bimbingan manasik haji. Sehingga menjadi bekal pengetahuan.
“Jangan sampai keberangkatan jemaah sia sia. Biaya haji yang mahal jangan sampai sia-sia.” imbuh Kakanwil lagi.

Ketiga, menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Bekal ketiga yang perlu dimiliki oleh calon jamaah haji adalah kesehatan baik secara jasmani maupun rohani. Menurutnya menjaga kesehatan menjadi hal penting untuk dilakukan. Mengingat ibadah haji memerlukan kondisi fisik yang sehat dan stamina yang kuat, sehingga rangkaian ibadah bisa dilakukan dengan maksimal.

“Ibadah haji banyak menggunakan kemampuan fisik. Maka latihlah fisik bapak dan ibu mulai sekarang, biasakan berjalan 4-5 km. Untuk melatih stamina sehingga dimudahkan menunaikan ibadah” pesannya.

Selain itu H. Mahyudin mengingatkan juga bahwa tahun ini jamaah haji setiap hari diberi makan ditambah dengan living cost.
“Kalau dulu living cost untuk biaya makan saja. Sekarang living cost bisa digunakan untuk biaya lainnya.” Jelasnya.

Hadir Kasi PHU Misra Elfi, yang pada kesempatan tersebut juga memaparkan materi terkait persiapan keberangkatan melaksanakan ibadah haji.

Hadir juga Kasi Bimas Islam H Zulfikar, Hj. Tria Ewilda Analis Kesehatan DKK Bukittinggi, Petugas Kloter 11 diantaranya Ketua Kloter H. Tamrin, Pembimbing Ibadah H. Akmal Ahmad, Petugas Haji Daerah H. Ulyadi Yesmar, Petugas Kesehatan dr. Prima Adelin, Perawat, Febrianti dan Trinaldi, serta ratusan jamaah dan tamu undangan.
(Andreas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *