Walau Pandemi Siswa MAN 2 Bukittinggi Tetap Berkreasi

Bukittinggi, Humas–Walaupun ruang gerak tak seperti masa sebelum Corona melanda, namun ruang kreasi tak bisa dibatasi situasi. Agaknya inilah yang tercermin dari siswa kelas XI MAN 2 Kota Bukittinggi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih kreatif dan guru sebagai fasilitator. Generasi milenial  harus mampu menaklukan keadaan dan tangguh dalam situasi apapun termasuk pada masa pendemi ini.

Salah satu aspek penilaian yang dituntut dalam aplikasi Kurikulum 2013 adalah aspek keterampilan yang terdiri dari proyek, portofolio, unjuk kerja dan produk. Tuntutan kurikulum 2013 pada aspek  keterampilan yaitu sekolah mampu melahirkan siswa kreatif, inovatif dan bermental wirausaha.

Dalam ranah ini kita dapat melihat siswa berpikir dan bertindak seperti merangkai, memodifikasi, dan membuat produk. Dari karya yang dihasilkan guru dapat mengetahui kualitas produk yang dihasilkan siswa.

Guru Bahasa Indonesia MAN 2 Bukittinggi,  Efa Zariani dan Siti Halimah ketika di temui, Selasa (27/10) menyampaikan.

“Kami sangat senang sekali melihat antusias dan hasil karya siswa pada materi teks prosedur. Maksud kami menghasilkan produk pada ranah keterampilan ini agar siswa semakin paham mengenai materi teks prosedur dalam materi Bahasa Indonesia kelas XI. Melalui produk yang dibuat maka siswa juga paham akan materinya,apalagi produk yang dibuat juga sangat relevan dengan kondisi sekarang ini. Pendemi mewajibkan kita memakai masker,salah satu assesoris penarik memakai masker yaitu konektor masker yang beraneka ragam,” paparnya.

Selanjutnya guru ini mengatakan. “Kami memilih ini untuk dibuat siswa, selain menarik, bahan juga mudah didapat, cara pembuatannya mudah, modalnya juga murah, bisa dibawa dalam kelas untuk prakteknya serta  juga bernilai ekonomi”. Papar kedua guru ini.

Selanjutnya Efa Zariani menjelaskan ”  siswa mengkreasikan tali konektor dengan manik- manik aneka warna juga ada kreasi siswa dengan merajut benang nilon, wol dan benang katun. Semua karya dibuat handmade, bahkan ada juga kombinasi kain perca dengan kancing batok kelapa. Pada konektor rajutan siswa membuat  motif kipas,bunga dan kombinasi rajutan dengan  untaian mutiara”,begitu paparnya.

Plt MAN 2 Bukittinggi, Deswita menyampaikan apresiasinya saat melihat karya tersebut.

“Ya kami sangat senang, walau siswa belajar masih dalam bayang- bayang pendemi, namun mereka mampu membaca peluang disituasi seperti ini. Keterampilan yang dihasilkan bernilai guna, relevan dengan kondisi sekarang dan bernilai ekonomi.  Bahan yang mereka pilih sangat sederhana namun berkat inovasinya kita bisa melihat macam – macam konektor hijab yang menarik dan  ada juga siswa membuat konektor masker menggunakan kain perca. Kita acung jempol untuk siswa yang  kreatif ini, semoga kedepannya semakin banyak guru – guru mata pelajaran lainnya untuk menghasilkan karya bernilai ekonomi. Melalui mata pelajaran kita bisa mengasah mental wirausaha siswa MAN 2 Bukittinggi”. Ujar Kepala madrasah yang ramah ini (Yuli/)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *