Baralek Gadang, MAN 2 Bukittinggi Kalaborasi Mapel Untuk Pertahankan Kearifan Lokal

Bukittinggi Humas, Kebudayaan harus diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu cara melestarikan kebudayaan atau tradisi daerah masing-masing melalui pendidikan, baik dari keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Tuntutan kurikulum saat ini dapat menciptakan siswa yang berpikir global dan bertindak lokal atau yang disebut juga dengan “think globally and act locally.

Rabu (9/11/22) bertempat di MAN 2 Bukittinggi digelar praktik kolaborasi mata pelajaran seperti Geografi, Sosiologi, Seni Budaya, Bahasa Indonesia, Kewirausahaan dan Bahasa Inggris. Kolaborasi beberapa mata pelajaran ini mengusung tema “Baralek Gadang” yaitu pagelaran kearifan lokal dari siswa XII.IPS yang dikemas dalam bentuk pagelaran pakaian adat daerah asal siswa, makanan khas serta penampilan kato pasambahan. Selain itu juga ditampilkan lomba solo song bahasa Inggris dan speech contes antar siswa yang telah melewati beberapa tahapan seleksi.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh kepala MAN 2 Bukittinggi Amri.J secara simbolis ditandai dengan menabuh tambua. Pada kegiatan pembukaan Kepala MAN 2 Bukittinggi didampingi Kepala Tata Usaha Maizefri, Waka Kurikulum Deswita,waka bidang kesiswaan Nelma Hasni,waka bidang humas Fadhlina Syarif, waka bidang Sarana Desnayanti dan seluruh guru MAN 2 Bukittinggi.

Kelihatan Kepala madrasah dan guru -guru juga mengenakan pakaian khas Minangkabau. Kegiatan dimulai dengan pawai alegoris guru, pegawai tata usaha, siswa kelas XII. IPS, barisan peserta grand final Solo Song English dan Speech contes dari depan rumah dinas Kepala hingga ditengah lapangan lalu disambut tari pasambahan, tari piring dan silek. Selanjutnya acara dibagi dalam dua tempat untuk English Song dan Speech contes di panggung yang dipasang di lapangan sedangkan untuk kegiatan kearifan lokal digelar di Aula madrasah.
Laporan kegiatan untuk English Song Festival dan Speech contes dari Mr. Harryanto sedangkan untuk pagelaran Kearifan Lokal dari Tanti Lusia.

Dalam laporannya Mr. Harryanto selaku guru bahasa Inggris juga pembina Ekstra Kurikuler English Clinic menyampaikan bahwa English Song Festival dan Speech contes merupakan tahun kelima dan semakin hari ke hari siswa MAN 2 Bukittinggi semakin terasah dalam berbahasa Inggris dalam kesehariannya.

Sebagai Ketua Kegiatan pagelaran Kearifan Lokal Tanti Lusia menyampaikan. “Generasi penerus bangsa harus mencintai kebudayaan leluhur yang bernilai tinggi ini dengan cara tetap melestarikan dalam kehidupan sehari-hari. Arus globalisasi boleh datang namun generasi milenial harus tetap memakai kebudayaan ini hingga tak lekang oleh waktu. Melalui kolaborasi berbagai mata pelajaran ini dapat meningkatkan semangat siswa dalam merefleksikan pentingnya menjaga kearifan lokal. Untuk Pagelaran Kearifan Lokal nanti akan dinilai serta diumumkan pemenangnya. Diharapkan semua peserta semakin semangat hingga acara berakhir”. Papar guru Geografi ini.

Kepala MAN 2 Bukittinggi Amri.J, pada kesempatan tersebut menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara. “Terimakasih banyak kepada panitia pelaksana yang sudah luar biasa dalam menyiapkan acara ini. Untuk kegiatan English Song Festival dan Speech contes ini merupakan sudah tahun kelima. Namun bagi pagelaran Kearifan Lokal ini merupakan kegiatan perdananya. Hari ini tidak hanya praktik mata pelajaran Bahasa Inggris namun juga hasil kolaborasi KKG berbagai mata pelajaran, untuk tahun berikutnya ditunggu kolaborasi mata pelajaran lainnya”. Pesan Amri. J.

Selanjutnya kata Kepala MAN2 ini. “Belajar saat sekarang ini tidak hanya teori namun yang lebih penting lagi diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar yang wajib dikuasai saat sekarang ini, begitu juga keberadaan warisan budaya bangsa yang musti dijaga keberlangsungannya oleh setiap generasi penerus bangsa. Kesinkronannya pada saat sekarang ini negara asing akan tertarik dengan berbagai macam kebudayaan leluhur berbagai wilayah di Indonesia ini. Apabila kita tidak bisa mempromosikan dan melestarikan maka kebudayaan leluhur akan hilang bahkan bisa diklaim oleh pihak lain,” katanya lagi (Yuli/Syafrial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *