Sebelum Pawai Alegoris, FKUB Sosialisasikan Regulasi Pemerintah dan Moderasi Beragama Kepada Remaja Lintas Agama

Bukittinggi, Humas–Jelang mengikuti pawai alegoris memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 Kota Bukittinggi, Forum Kerukunan Umat Beragama memberikan sosialisasi terkait Regulasi Pemerintah dan Moderasi Beragama terhadap para siswa remaja di Kota Bukittinggi, Sabtu (19/08) di Aula Kantor Kemenag Kota Bukittinggi.

Sosialisasi disampaikan oleh ketua FKUB H. Persalide didampingi Sekretaris, H Gazali serta tokoh masing-masing Agama Kota Bukittinggi, Antonius Didik Trianto, Lugi Nartono dan Boston Lubis.

H. Persalide menyampaikan Forum Kerukunan Umat Beragama, adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah  dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. Pembentukan FKUB didasarkan pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dengan Menteri Agama masing-masing No. 8 Tahun 2006 dan Nomor 9 Tahun 2006.

“Sosialisasi ini perlu dilakukan agar para pelajar bisa memahaminya makna Bhineka Tunggal Ika, Toleransi Beragama dan apa peran FKUB dalam merawat kerukunan khususnya di Kota Bukittinggi. “Sosialisasi moderasi beragama di berikan kepada ananda bertujuan agar nantinya dapat menjalankan kehidupan beragama dengan mengedepankan keharmonisan, kerukunan, dan kedamaian. Disamping itu juga agar bisa mengenal lebih dekat FKUB dan tugas fungsinya dalam merawat kerukunan,” tuturnya.

Selanjutnya Ketua FKUB Bukittinggi ini menekankan bahwa mengaga dan merawat kerukunan umat beragama merupakan kewajiban seluruh warga negara. Moderasi beragama diperlukan untuk mengubah cara pandang dan sikap perilaku kita dalam memandang perbedaan. Indonesia merupakan negara yang majemuk dan kemajemukan tersebut dilihat sebagai kehendak Tuhan dan dilindungi oleh konstitusi.

“Generasi muda merupakan pionir bangsa yang berperan untuk mewujudkan kebersamaan, persatuan dan kedamaian. Sesuai ungkapan yang diberikan Sang Proklamator, Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia. Dari ungkapan tersebut menunjukkan bahwa masa depan sebuah peradaban atau bangsa ditentukan oleh para generasi muda saat ini.” katanya lagi (Syafrial )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *