Gelar Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Osim, Siswa MTsN 2 Bukittinggi Belajar Berdemokrasi

Bukittinggi, Humas–Habisnya masa bakti OSIM MTsN 2 Bukittinggi periode 2022 2023 menjadi landasan dilakukannya pemilu ketua dan wakil ketua OSIM periode 2023 2024 oleh Tiim KPU OSIM yang terdiri atas 10 orang siswa dibawah binaan Waka. Kesiswaan dan Pembina OSIM.

Berbagai persiapan dilakasanakan mulai dari penyampaian informasi, tahap pendaftaran bakal calon, validasi bakal calon, menetapkan pasangan calon dan penentuan nomor pasangan, penyampaian visi dan misi, kampanye, pemilihan, hingga nantinya sampai pada proses pelantikan.

Proses pemilihan dilaksanakan, Kamis, 2 Maret 2023 dengan melibatkan seluruh warga madrasah (kepala madrasah, kaur. tata usaha, majelis guru dan pegawai, serta seluruh siswa madrasah). Kegiatan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIM MTsN 2 Bukittinggi tersebut di ikuti empat pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIM yang akan dipilih oleh warga madrasah. Ke empat pasang tersebut yaitu Kevin Ridho dengan Nurul Nafisah Enri, paslon nomor 1, Fahim Novel dengan Lailatul Olivia, paslon nomor 2, Teguh dengan Salma Khairani, paslon nomir 3, dan Cahaya Anugerah Ilahi dengan Hasya Fadila Anton, paslon nomor 4. Warga madrasah dapat menentukan pilihannya dari visi misi yang disampaikan saat orasi dan di mading. Sehingga, pilihan dapat tepat sasaran.

Kepala MTsN 2 Bukittinggi, Fakhri menyampaikan bahwasanya pemilu untuk memilih ketua dan wakil ketua OSIM ini merupakan wadah bagi siswa untuk belajar berdemokrasi. Usia yang belum menginjak 17 tahun tentunya belum bisa untuk ikut serta dalam pemilu yang dilaksanakan oleh negara, seperti pemilu presiden dan wakil presiden.
“Pemilu ketua dan wakil ketua OSIM memberikan pelajaran kepada siswa MTs untuk mengenal demokrasi sebelum terjun langsung dalam pemilu yang diadakan oleh negara. Pemilu ketua dan wakil ketua OSIM dilakukan semirip mungkin dengan pelaksanaan pemilu pada umumnya. Hal ini diaharapkan agar siswa di bawah usia 17 tahun sudah memiliki gambaran mengenai pemilu pada umumnya,” jelasnya kepala MTsN 2 ini.

Selanjutnya kata Fakhri penerapan nilai-nilai demokratis melalui Pemilu untuk memilih ketua dan wakil ketua OSIM MTsN 2 Bukittinggi diharapkan dapat mengajarkan siswa-siswi untuk berdemokrasi. Apalagi siswa yang masih belum pernah mengikuti pemilu yang dilaksanakan oleh negara. Namun, hal itu pasti akan dilaluinya beberapa tahun yang akan datang.

“Madrasah memiliki kewajiban untuk mengenalkan hal tersebut walau dalam ranah yang lebih sempit yaitu hanya kalangan madrasah. Setidaknya siswa dapat berkaca dan memiliki pengalaman, sehingga saat nanti mereka masuk ke masyarakat untuk melaksanakan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negeara, mereka tidak gagap. Siap menerima kekalahan adalah jiwa ksatria yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Siap kalah dan siap menang. Setidaknya masing-masing pasangan calon sudah belajar banyak hal: berdiri di depan forum, meramu visi-misi, hingga tetap bertekad memajukan madrasah walaupun dalam keadaan menang atau kalah.

Terlihat antusias warga MTsN 2 saat melaksanakan pemilihan Secara bergantian, setiap kelas memberikan hak suaranya pada dua TPS yang disiapkan. Masing-masing petugas TPS memberikan pengarahan kepada pemilih mengenai teknis pencoblosan sehingga diharapkan meminimalisasi suara tidak sah. Setelah mendapatkan pengarahan dari petugas TPS, baru pemilih memberikan hak suaranya dengan masuk ke dalam bilik suara yang disediakan. Lalu, surat suara dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak suara. Tidak lupa sebelum meninggalkan TPS, pemilih harus mencelupkan jarinya ke tinta yang sudah disediakan sebagai bukti sudah memberikan hak suara.

Setelah mendapatkan pemenang dari suara terbanyak, paslon diminta untuk menyiapkan kabinetnya. Kabinet dapat mereka persiapkan dengan membuka pendaftaran, melakukan wawancara, seleksi, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar mendapatkan anggota yang bernas dan memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, dan etika yang mantap. Setelah kabinet lengkap, baru pelantikan dapat dilaksanakan.

Pemilihan anggota kabinet pun harus dilakukan dengan demokratis dan terbuka. Tidak ada unsur kedekatan demi mendapatkan anggota yang siap bekerja. Paslon pemeneng tentunya harus memikirkan trik dan cara khusus agar mendapatkan anggota yang siap tempur. Salah satunya dengan melakukan wawancara. Hal ini menuntut mereka untuk berpikir kritis.

Berpikir kritis inilah yang sebenarnya dituntut dalam proses pembelajaran, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Siswa diharapkan mampu menyampaikan pendapatnya dengan lugas dan tepat. OSIM adalah salah satu wadahnya karena melalui rapat dan banyak hal yang melatih mereka mampu untuk berbicara dan berpikir kritis. Diawali dengan pemilu yang demokratis menghasilkan OSIM menjadi wadah untuk siswa belajar dan berpikir kritis. Itulah salah satu tujuan yang dicapai MTsN 2 Bukittinggi melalui pemilu OSIM ini. (Syafrial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *