MAN 2 Bukittinggi Melaju SSK Tingkat Provinsi Sumbar

Bukittinggi, Humas. Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program ini dilaksanakan dengan tahapan sosialisasi, pendampingan, hingga monitoring dari BKKBN tingkat provinsi. Tujuan dari program SSK ini menyasar seluruh sekolah di Indonesia dengan cara mengintegrasikan program serta isu- isu kependudukan dalam kegiatan sekolah seperti mengintegrasikan dalam mata pelajaran.

MAN 2 Bukittinggi semenjak tahun 2018 sudah aktif ikut serta dalam SSK dibawah dinas Keluarga Berencana (KB) kota Bukittinggi dan BKKBN provinsi Sumatra Barat. Pada tahun 2023 MAN 2 Bukittinggi kembali ikut serta dalam seleksi SSK. Berdasarkan hasil seleksi administrasi dan monitoring pada Sabtu, 23 Mei lalu MAN 2 Bukittinggi terpilih sebagai Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) mewakili kota Bukittinggi untuk tingkat provinsi Sumatra Barat.

Amri J kepala MAN 2 Bukittinggi menyampaikan apresiasi dan harapannya atas prestasi MAN 2 Bukittinggi dan berharap terpilih mewakili provinsi Sumbar ke Nasional.

‘’Alhamdulillah berkat kerjasama yang solid dan dukungan dari berbagai pihak , MAN 2 Bukittinggi masuk nominasi SSK untuk tingkat provinsi, setelah ini kita menunggu hasil untuk maju ke nasional. Kita sangat berterimakasih kepada Kankemenag kota Bukittinggi, Pemda kota Bukittinggi, dan Kakanwil Kemenag provinsi Sumbar atas dukungannya kepada MAN 2 Bukittinggi. Berdasarkan hasil monev langsung ke MAN 2 Bukittinggi, tim BKKBN sudah cek kelengkapan administrasi dan menyingkronkan dengan keadaan di lapangan. Sejauh ini kita selalu ready dikunjungi, dalam kegiatan sehari- hari baik dalam PBM maupun kegiatan ekskul selalu mengintegrasikan program BKKBN,’’ jelasnya.

‘’Kegiatan SSK dilakukan dengan mendorong siswa menjadi generasi berencana untuk menyukseskan program keluarga berencana, pencegahan stunting , mendorong remaja putri untuk minum tablet tambah darah, serta pencegahan menikah usia anak. Program ini merupakan upaya preventif karena kedepannya Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun. Pada tahun 2030- 2040 mendatang penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.Hal ini beriringan dengan usia emas Indonesia pada tahun 2045, momentum tersebut tentu saja harus dihadapi dengan perencanaan yang matang. Madrasah sebagai lembaga pendidikan harus berperan dalam menyiapkan generasi penerus bangsa ini menjadi manusia Indonesia yang unggul, kreatif serta memiliki daya saing,” harap Kepala Madrasah ini.(Yuli/Syafrial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *